Organisasi PP berkembang di berbagai daerah hampir ke seluruh
wilayah Indonesia, terutama di Sumatera Utara. Di daerah (Sumatra Utara) ini masyarakat yang heterogen, toleransi dan memiliki
jiwa sportivitas yang
tinggi merupakan tempat yang potensial menggalang massa.
Pada bulan Agustus 1961 di gedung Selecta Jalan Listrik Medan, Ketua IPKI
(Kerani Bukit) melantik dan meresmikan PP kota Medan dengan direstui dan
disaksikan H.A. Aziz mewakili Gubernur Sumut dan Mayor Hamid dari Koanda Sumatera Utara. Pada ketika itu
jumlah anggota PP sebanyak 40 orang dengan tugas pokok menjaga NKRI, mengawal dan mengamankan Pancasila daan
UUD 45 dari rongrongan PKI
beserta orang-orang yang ingin mengambil ideologi Negara RI. Militansi anggota PP Medan sangat menonjol, dan berbeda dengan daerah-daerah lain yang ada di Indonesia. Oleh karenanya, dalam masa satu tahun
personil anggotanya telah mencapai ribuan orang.
Setelah membentuk PP Kota
Medan dengan pimpinan Das Tagor Lubis, maka MY.Efendi Nasution menjadi Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara.
Adapun susunan pengurus PP wilayah Sumatera Utara adalah :
Ketua umum
: M.Y. Efendi Nasution
Ketua : Daniel Mamora
Ketua : Barik
Sekretaris umum : Yansen Hsb
Sekretaris : Rosiman
Bendahara : KlengkiA
Perkembangan organisasi Pemuda Pancasila Sumut dibawah
kepemimpinan M.Y. Efendi Nasution sangat pesat. Banyak pemuda yang masuk menjadi anggotanya. Dalam
memimpin dan menakhodai PP, beliau
sangat tegas sekaligus mengayomi para pemuda untuk berani bertanggung jawab. Pemuda Pancasila memiliki 3 resep yang populer yang dinamakan tiga-O yaitu: otot, omong, otak. Maksudnya bahwa organisasi
PP membutuhkan anggota yang kuat dan berani mengandalkan fisik, pandai berbicara, dan memiliki pemikiran yang
pandai dan cerdik. Orang kuat
disegani, pandai omong, tidak mudah diperdaya dan mempunyai otak yang cerdas agar tidak bisa ditipu orang. Untuk mengandalkan
kekuatan fisik, para anggota PP bukanlah hal yang sulit. Oleh karena mereka sudah ditempa oleh
kekerasan di jalan dan perkelahian bukanlah hal baru bagi mereka. Namun berbicara di forum resmi dalam koridor organisasi mereka agak gugup dan gamang. Hal ini bertolak belakang bila mereka berbicara di warung
kopi dan di pojok-pojok
jalan kota Medan. Sesuai dengan latar belakang dibentuknya PP untuk mengawal Pancasila dan UUD ‘45 maka tantangan yang dihadapi oleh PP makin beragam,
namun hal ini dapat diatasi
dengan kekompakan dan saling bersatu diantara sesama anggota. Motto organisasi PP ialah Sekali Layar Terkembang, Surut Kita
Berpantang. Pemakaian yel-yel yang popular selalu terdengar “Pancasila Abadi” yang bagi mereka
harus dipertahankan keabsahannya sampai akhir hayat. Organisasi PP mempunyai ikrar yang isinya sama dengan ikrar sumpah pemuda.
Ikrar Pemuda
Pancasila :
1. Bertanah Air satu, Tanah Air Indonesia.
2. Berbangsa Satu, Bangsa Indonesia.
3. Berbahasa Satu, Bahasa Indonesia
4. Berideologi satu, Ideologi Pancasila
Adapun motto. Yel-yel, berbaju
seragam, satu lagu mars itu keluar setelah organisasi PP mengadakan musyawarah
besar PP se-Indonesia di Jakarta. Masa menjelang lahirnya Orde Baru 1965/1966,
peran PP bersama rakyat dan ABRI/AD ikut menumpas PKI secara spontan,karena panggilan kesetiaan untuk mengawal
dan mengamankan Pancasila sebagai ideologi negara. Kebangkitan PP secara
spontan dan partisipatif banyakandilnya menumpas PKI di Sumatera Utara. Setelah
penumpasan pemberontakan G 30 S/PKI diselenggarakan Mubes I dan M.Y. Efendi
Nasution terpilih sebagai Ketua Umum, dan Sekjen dijabat oleh Drs. Nur Achari.
Pada Mubes II 1972 PP memilih Ketua Umum yang baru yakni M.L. Tobing. Namun,
dalam masa ini pun PP mengalami
masa kevakuman, dan pernyataan ini ditulis oleh Bosputra Tobing (1996). Hal ini
berbeda di Sumatera Utara. Pengurus wilayah beserta segenap anggotanya makin
membesar dan melebar sayapnya ke berbagai daerah tingkat Kabupaten dan Kota.
Setelah memimpin PP Sumut
selama 7 tahun maka pada tahun 1967 dalam musyawarah wilayah di Medan, M.Y.
Efendi Nasution menyerahkan tampuk pimpinan kepada Amran YS sebagai upaya
regenerasi kepemimpinan dalam organisasi PP Sumut. Gebrakan PP semakin meluas
di masyarakat, pemuda, dan pemerintahan. Pemuda Pancasila Sumut sudah mengalami
pergantian pimpinan tersebut beberapa periode figur pemuda yaitu Marzuki, Ajib
Shah, Donald Sidabalok dan saat ini Sdr. Anwar Shah
(Aweng).
Dalam penelitian ini juga akan
dikemukakan mengenai gaya kepemimpinan Anuar Shah S.E. (Aweng) sebagai Ketua
Organisasi Pemuda Pancasila (2002 – masa ini) dimana pada
masa kepemimpinan Anuar Shah terjadi begitu banyak dinamika yang memberikan
nilai positif pada pandangan masyarakat khususnya masyarakat Sumatera
Utara terhadap Organisasi Pemuda
Pancasila. Hal ini semakin memperkuat eksistensi Pemuda Pancasila sebagai
sebuah organisasi yang matang.
Organisasi PP yang terbesar
sebagai ormas pemuda memiliki 25 pimpinan cabang sampai sekarang. Saat ini PP
Sumut masih dapat mempertahankan citra sejati mereka sebagai organisasi massa
yang independen, tanpa memihak atau milik satu golongan, tetapi milik
masyarakat banyak.
Berdasarkan perjalanan panjang perjuangan ormas Pemuda
Pancasila dalam memerangi komunis di Indonesia dan terutama di daerah Sumatera
Utara sehingga Pemuda Pancasila mendapatkan perhatian dari masyarakat dan
bahkan oleh pemerintahan.
Peneliti juga akan memaparkan beberapa kegiatan-kegiatan
sosial kemasyarakatan yang dipelopori dan yang mengikutsertakan Organisasi
Pemuda Pancasila Sumatera Utara .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar